Tari Barong Bali: Definisi, Alur Cerita


 

Hohoho haloo Netizen! Welcome back.

Penulis habis holiday ke Bali nih ahay! 

Bali biasa dijuluki dengan Pulau Dewata, pulau ini biasa dikunjungi oleh wisatawan asing. Bali terkenal sangat kental dengan budaya terutama tariannya.

Nah berkaitan tentang Bali dan Tari, penulis akan membahas tentang Tari Barong Bali


Wisatawan yang datang ke tempat wisata seni di Bali, seringkali disuguhkan dengan Tari Barong.

Penasaran kan apa itu Tari Barong? Yuk simak! 

eiiitttsssss.. sebelum itu coba deh kepoin vlog penulis seputar topik ini! gas tonton Bali's Vlog


Tari Barong adalah tari asli Bali yang cukup eksis ditampilkan, dan dikenal oleh masyarakat luas.

Tari Barong merupakan peninggalan kebudayaan pra-Hindu yang melambangkan pertempuran antara kebaikan (dharma) dan keburukan (adharma).


ALUR CERITA TARI BARONG (BABAK)

Pembukaan Pementasan Tari Barong

Diiringi dengan gending atau nyanyian, diceritakan barong dan kera adalah dua sahabat tatkala itu berada dalam sebuah hutan lebat.


Kemudian muncul tiga orang bertopeng, tiga orang tersebut digambarkan sedang membuat tuak di tengah hutan belantara, dan terlihat marah dan membuat keributan dan gaduh di hutan karena anaknya meninggal dimakan harimau

Dan akhirnya mereka bertemu dengan Barong dan kera, melihat Barong yang berwujud seperti harimau langsung menyerang Barong, dalam perkelahian tersebut, kera berhasil melukai salah satu hidung dari tiga orang bertopeng tersebut, dan akhirnya mereka lari.


BABAK I

Dalam babak pertama dalam sinopsis Tari Barong di Batubulan Gianyar ini diceritakan, munculnya pengikut pengikut rangda yang dibawakan oleh 2 orang penari, pengikut rangda ini mencari pengikut Dewi Kunti (ibu dari para Pandawa) yang sedang dalam perjalanan untuk bertemu dengan maha patihnya.


BABAK II

Muncul pengikut-pengikut Dewi Kunti, salah satu pengikut Rangda berubah wujud menjadi makhluk menyeramkan seperti Rangda, dengan kekuatan mistisnya kekuatan setan dari Rangda tersebut mampu mempengaruhi dan memasukkan kekuatan jahat kepada pengikut Dewi Kunti.

Sehingga mereka menjadi pemarah dibawah pengaruh kekuatan Rangda. Akhirnya pengikut tersebut menghadap ke maha patih untuk kemudian bersama-sama menuju dan menghadap ke Ibu para Pandawa Dewi Kunti. Dalam hal ini sang patih dan para pengikutnya semua dalam pengaruh kekuatan Rangda.


BABAK III

Diantara 5 bersaudara panca Pandawa, diceritakan Sahadewa yang sedang bersama Dewi Kunti. Dewi Kunti sendiri telah terikat janji dengan Rangda untuk menyerahkan Sahadewa kepada Rangda.

Hati nurani seorang Ibu tentunya tidak tega untuk menyerahkan anaknya sebagai kurban untuk Rangda, tetapi kekuatan jahat Rangda yang sudah merasuki pikiran Dewi Kunti, sehingga beliau tetap berniat menyerahkan putranya.

Sahadewa sendiri sebagai anak berbakti kepada orang tua, tidak berani membantah, melaksanakan segala yang diperintahkan oleh ibunya.

Akhirnya sang dewi menyerahkan Sahadewa kepada patihnya serta kepada para pengikutnya yang terlebih dahulu sudah pengaruh Rangda, untuk membawa Sahadewa dan mengikatnya dihadapan sang Rangda.


BABAK IV

Dalam situasi seperti ini Sahadewa tidak bisa berbuat apa, apalagi pepatih dan pengikutnya semua dalam pengarug Rangda. Dan saat itulah turun Dewa Siwa memberikan keabadian dan kekuatan kepada Sahadewa tanpa diketahui oleh Randa ataupun pengikutnya.

Kemudian datanglah Rangda untuk menyantap tubuh Sahadewa, namun betapa terkejutnya Rangda karena tidak sedikitpun dapat melukai tubuh Sahadewa, dan ini semua berkat kekuatan dan keabadian yang dianugerahkan Dewa Siwa kepada Sahadewa.

Rangda kemudian menyerah, minta diselamatkan dan diampuni agar bisa nantinya masuk sorga, permintaan tersebut dipenuhi oleh Sahadewa dan Rangda sendiri bisa dapat sorga.


BABAK V

Merupakan babak terakhir yang menjadi pertarungan sengit anatar Barong dan Rangda. Ini terjadi ketika seorang pengikut Rangda bernama Kalika menghadap ke Sahadewa, agar diberikan pengampunan dan diselamatkan agar bisa masuk sorga.

Permintaan tersebut ditolak oleh Sahadewa, sehingga membuat Kalika menjadi marah, dengan kekuatannya Kalika berubah wujud menjadi seekor babi dan menyerang Sahadewa, babi hutan tersebut dapat dikalahkan oleh Sahadewa, dan berubah wujud lagi menjadi burung.

Kali inipun tetap bisa dikalahkan, sehingga pada akhirnya Kalika berubuh wujud menjadi kekuatan terdahsyat menjadi Rangda, menghadapi kekuatan tersebut Sahadewa berubah diri menjadi Barong.

Kekuatan mereka berimbang, sama-sama saktinya sehingga menjadi pertarungan abadi tanpa ada yang kalah maupun menang. Termasuk pengikut Barong yang ingin menolong sambil menghunus keris tidak bisa melumpuhkan kekuatan Rangda.


Menurut keyakinan masyarakat Bali, khususnya yang beragama Hindu, kebaikan dan keburukan selalu berdampingan atau disebut juga sebagai Rwa Bhineda.


Sekian yang bisa penulis sampaikan, semoga bermanfaat Netizen!

See yaaaa!!!

Comments

Popular posts from this blog

Tari Condong: Sejarah, Ragam Gerak, Perbedaan

Tari Saman, Sejarah, Gerakan

Tari Piring: Sejarah, Gerakan, Keunikan